Memang benar bahwa perjalanan kita di depan sana masih jauh. Saya dulu mudah patah semangat jika mengingat betapa jauhnya saya harus melangkah, dan sepertinya saya selalu ingat akan hal itu setiap hari, terkadang setiap jam. Saya membawa beban perasaan bahwa saya masih gagal, sebuah perasaan bahwa saya bukanlah seorang yang saya harapkan, saya tidak melakukan cukup banyak, dan saya perlu berusaha lebih keras. Tapi saat saya mencoba lebih keras, saya hanya mengalami kegagalan lain.
Sekarang saya telah mengadopsi sikap yang baru: "Saya memang belum berada di tempat yang seharusnya. Tapi saya baik-baik saja, dan saya sedang dalam perjalanan ke sana!" Saya tahu dengan pasti bahwa Tuhan tidak marah kepada saya hanya karena saya belum sampai di sana. Dia senang melihat saya terus berjalan maju dan menjaga diri saya tetap di jalur yang benar. Jika anda dan saya terus berjalan maju, Tuhan senang melihat perubahan dan perkembangan kita.
Tetaplah berjalan selangkah demi selangkah. Ini adalah hal yang penting untuk diingat. Memang benar kita harus tetap melangkah maju, tapi kita tidak harus membenci atau menolak diri kita sendiri sementara kita berusaha mencapai tujuan kita. Jika saya mengajak Anda untuk berjalan kaki, Anda akan berpikir saya gila jika saya menjadi marah setelah beberapa langkah pertama karena kita belum juga sampai ke tujuan kita. Kita bisa mengerti hal-hal biasa seperti ini, namun kadang kita sulit memahami bahwa Tuhan memang mengharapkan kita bertumbuh dalam proses yang membutuhkan waktu.
Kita tidak berpikir ada sesuatu yang salah dengan anak kita yang baru berumur 1 tahun hanya karena mereka belum bisa berjalan dengan sempurna. Mereka sering terjatuh, tapi kita membantu mereka berdiri, menyayangi mereka, membalut luka mereka jika perlu, dan tetap menemani mereka. Tentu saja Bapa Surgawi kita bisa melakukan lebih dari apa yang kita lakukan untuk anak-anak kita. Proses itu selalu tidak mudah. Bertumbuh dan belajar tidak pernah mudah, tapi perubahan membuat kita menjadi orang-orang yang lebih baik. Kita mulai berpikir secara berbeda, lalu berbicara secara berbeda, dan akhirnya, bertindak secara berbeda. Proses ini berkembang dalam beberapa tahapan, dan kita harus selalu ingat sikap ini, "Saya baik-baik saja, dan saya sedang dalam perjalanan!"
Nikmati diri Anda sendiri sementara Anda sedang berubah. Nikmati dimana Anda sedang berada menuju tempat tujuan Anda, nikmati perjalanannya! Jangan sia-siakan semua waktu "sekarang" Anda dengan terburu-buru menuju masa depan. Ingatlah, "...hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari" (Matius 6:34). Hari ini mungkin Anda sedang bergumul dengan temperamen yang buruk, dan Anda berpikir kalau saja Anda bisa bebas dalam area ini, semuanya akan menjadi baik-baik saja. Tapi sebenarnya, Tuhan kemudian akan menunjukkan hal yang lain yang perlu Anda tangani, dan Anda akan kembali berada dalam frame pikiran yang sama, berpikir, "Kalau saya saya tidak mempunyai masalah ini, saya akan bahagia." Kita harus belajar untuk melihat hal-hal ini dengan cara yang baru.
Kita dapat bebas untuk mempercayai bahwa kita memang baik-baik saja dan sedang berada dalam perjalanan, belum sempurna, tapi sedang berjalan maju. Kita dapat merasa bebas untuk menikmati kehidupan, menikmati Tuhan, dan menikmati diri kita sendiri.
Sumber : joyce meyer